Disamping Banyaknya Dampak Negatif, Pandemi Covid-19 Juga Menimbulkan
Beberapa Dampak Positif dalam Dunia Pendidikan di Indonesia
Oleh: Nindi Septiani
Jiwanti
Peserta KKN-VDR
Kelompok Pringgandani 1 dari Jurusan TBI (FTIK)
Berasal dari negara Cina, virus mematikan bernama Covid-19 ini
telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Pandemi yang terjadi sejak awal
kemunculan virus ini yaitu pada bulan Desember 2019, hingga kini, Agustus 2020
belum juga usai. Mudahnya penularan dan sulit terdeteksinya gejala virus ini
membuat jumlah pasien yang terinfeksi bertambah dan terus bertambah. Tercatat
per tanggal 3 Agustus 2020 ada kurang lebih 18 juta kasus yang telah
dikonfirmasi positif covid-19 di seluruh dunia dengan rincian 10,7 juta juta
kasus sembuh dan 689 ribu kasus meninggal dunia.
Salah satu kebijakan para pemimpin negara dalam mencegah tingkat
penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan pembatasan interaksi sosial atau
yang kita kenal dengan istilah social distancing. Kebijakan ini diambil
para pemimpin negara mengingat mudahnya penularan virus ini hanya dengan
melalui sentuhan tangan. Dikarenakan obat yang masih belum ditemukan oleh para
ahli, membuat para tenaga medis masih kesulitan untuk menangani virus ini. Sementara
itu, dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini sangat beragam. Hampir seluruh
aktivitas hidup manusia dalam berbagai aspek terganggu. Tak hanya aspek
kesehatan, namun juga aspek-aspek lainnya seperti aspek pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, pariwisata, dan lain-lain juga ikut terkena imbasnya. Kondisi
seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara yang
terdampak covid-19 di seluruh dunia.
Dalam aspek pendidikan di Indonesia, kita tahu bahwa sejak virus
Covid-19 ini masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, seluruh kegiatan
belajar-mengajar secara tatap muka di sekolah maupun di perguruan tinggi terpaksa
dihentikan dan diganti dengan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ini
merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah yang di ambil guna menanggulangi
penyebaran virus Covid-19. Kondisi yang berubah dengan mendadak menimbulkan
banyak ketidaksiapan baik itu bagi guru, peserta didik, maupun orang tua.
Sebab, smartphone yang dulunya mereka punya hanya untuk alat komunikasi
saja, kini telah beralih fungsi sebagai media utama proses pembelajaran. Sementara
itu, untuk akses Pembelajaran Jarak Jauh itu sendiri memerlukan jaringan
internet. Di satu sisi, para orang tua dituntut untuk selalu menyediakan smartphone
dan kuota internet yang memadai. Sedangkan di sisi lain, akibat dari
pandemi ini juga, perekonomian juga ikut melemah karena banyaknya tempat kerja
yang ditutup sementara. Padahal, mau tak mau orang tua tetap harus selalu
menyediakan fasilitas yang memadai tersebut supaya putra-putrinya tetap bisa
mendapatkan materi belajar dan tidak tertinggal pelajaran.
Tak hanya berdampak pada lingkup proses belajar-mengajar saja.
Bahkan, pandemi ini juga berpengaruh terhadap aktivitas dan agenda pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun satuan pendidikan. Seperti halnya
Ujian Nasional (UN), purnawiyata, dan proses Pendaftaran Peserta Didik Baru
(PPDB) juga ikut terkena dampaknya. Ujian Nasional yang menjadi penentu tingkat
kelulusan bagi siswa, tahun ini terpaksa harus ditiadakan. Pasalnya, jadwal
Ujian Nasional saat itu bersamaan dengan tingkat konfirmasi kasus positif
Covid-19 di Indonesia yang sedang tinggi-tingginya. Oleh karena hal tersebut,
pemerintah tak mau ambil resiko untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional ditengah
kondisi yang demikian. Sebagai alternatifnya, standar kelulusan bagi siswa
kelas 6, 9, dan 12 diganti dengan nilai raport. Sedangkan untuk purnawiyata,
seluruh lembaga sekolah juga menyepakati pelaksanaan purnawiyata dilakukan
secara daring melalui aplikasi meeting online seperti zoom, google meet, dsb. Ini
merupakan kali pertama purnawiyata dilakukan secara daring bagi hampir seluruh lembaga
sekolah di Indonesia. Sementara untuk pelaksanaan PPDB, lembaga sekolah hanya
membuka sistem PPDB secara daring. Ini berarti, seluruh berkas-berkas dan
persyaratan hanya dikirim melalui soft file dan segala pengumuman
terkaitnya juga disampaikan melalui media sosial.
Disamping banyaknya dampak negatif pandemi Covid-19 yang telah
terjadi di bidang pendidikan, terdapat pula beberapa dampak positif yang bisa
kita rasakan. Seperti halnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan teknologi
dalam hal pendidikan makin meningkat. Mereka banyak mempelajari hal-hal baru berbasis
teknologi guna menunjang kemudahan menyerap materi pembelajaran dan dituntut
untuk melek teknologi. Selain itu, juga terdapat dampak positif dalam konteks
kebahasaan asing, khususnya bahasa Inggris. Dalam konteks ini, selama pandemi
Covid-19 banyak kata dan frasa asing dalam bahasa Inggris yang muncul dan
digunakan publik dalam interaksi sehari-hari. Sehingga, baik sadar ataupun
tidak sadar, kemampuan literasi masyarakat awam Indonesia terhadap bahasa
internasional ini pun meningkat. Beberapa kata yang dimaksud disini antara lain
adalah social distancing, physical distancing, work from home, stay at home,
learning from home, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar