Jumat, 07 Agustus 2020

Disamping Banyaknya Dampak Negatif, Pandemi Covid-19 Juga Menimbulkan Beberapa Dampak Positif dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

 

Disamping Banyaknya Dampak Negatif, Pandemi Covid-19 Juga Menimbulkan Beberapa Dampak Positif dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

 

Oleh: Nindi Septiani Jiwanti

Peserta KKN-VDR Kelompok Pringgandani 1 dari Jurusan TBI (FTIK)

 

Berasal dari negara Cina, virus mematikan bernama Covid-19 ini telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Pandemi yang terjadi sejak awal kemunculan virus ini yaitu pada bulan Desember 2019, hingga kini, Agustus 2020 belum juga usai. Mudahnya penularan dan sulit terdeteksinya gejala virus ini membuat jumlah pasien yang terinfeksi bertambah dan terus bertambah. Tercatat per tanggal 3 Agustus 2020 ada kurang lebih 18 juta kasus yang telah dikonfirmasi positif covid-19 di seluruh dunia dengan rincian 10,7 juta juta kasus sembuh dan 689 ribu kasus meninggal dunia.

Salah satu kebijakan para pemimpin negara dalam mencegah tingkat penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan pembatasan interaksi sosial atau yang kita kenal dengan istilah social distancing. Kebijakan ini diambil para pemimpin negara mengingat mudahnya penularan virus ini hanya dengan melalui sentuhan tangan. Dikarenakan obat yang masih belum ditemukan oleh para ahli, membuat para tenaga medis masih kesulitan untuk menangani virus ini. Sementara itu, dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini sangat beragam. Hampir seluruh aktivitas hidup manusia dalam berbagai aspek terganggu. Tak hanya aspek kesehatan, namun juga aspek-aspek lainnya seperti aspek pemerintahan, ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain juga ikut terkena imbasnya. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara yang terdampak covid-19 di seluruh dunia.

Dalam aspek pendidikan di Indonesia, kita tahu bahwa sejak virus Covid-19 ini masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, seluruh kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka di sekolah maupun di perguruan tinggi terpaksa dihentikan dan diganti dengan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ini merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah yang di ambil guna menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Kondisi yang berubah dengan mendadak menimbulkan banyak ketidaksiapan baik itu bagi guru, peserta didik, maupun orang tua. Sebab, smartphone yang dulunya mereka punya hanya untuk alat komunikasi saja, kini telah beralih fungsi sebagai media utama proses pembelajaran. Sementara itu, untuk akses Pembelajaran Jarak Jauh itu sendiri memerlukan jaringan internet. Di satu sisi, para orang tua dituntut untuk selalu menyediakan smartphone dan kuota internet yang memadai. Sedangkan di sisi lain, akibat dari pandemi ini juga, perekonomian juga ikut melemah karena banyaknya tempat kerja yang ditutup sementara. Padahal, mau tak mau orang tua tetap harus selalu menyediakan fasilitas yang memadai tersebut supaya putra-putrinya tetap bisa mendapatkan materi belajar dan tidak tertinggal pelajaran.

Tak hanya berdampak pada lingkup proses belajar-mengajar saja. Bahkan, pandemi ini juga berpengaruh terhadap aktivitas dan agenda pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun satuan pendidikan. Seperti halnya Ujian Nasional (UN), purnawiyata, dan proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) juga ikut terkena dampaknya. Ujian Nasional yang menjadi penentu tingkat kelulusan bagi siswa, tahun ini terpaksa harus ditiadakan. Pasalnya, jadwal Ujian Nasional saat itu bersamaan dengan tingkat konfirmasi kasus positif Covid-19 di Indonesia yang sedang tinggi-tingginya. Oleh karena hal tersebut, pemerintah tak mau ambil resiko untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional ditengah kondisi yang demikian. Sebagai alternatifnya, standar kelulusan bagi siswa kelas 6, 9, dan 12 diganti dengan nilai raport. Sedangkan untuk purnawiyata, seluruh lembaga sekolah juga menyepakati pelaksanaan purnawiyata dilakukan secara daring melalui aplikasi meeting online seperti zoom, google meet, dsb. Ini merupakan kali pertama purnawiyata dilakukan secara daring bagi hampir seluruh lembaga sekolah di Indonesia. Sementara untuk pelaksanaan PPDB, lembaga sekolah hanya membuka sistem PPDB secara daring. Ini berarti, seluruh berkas-berkas dan persyaratan hanya dikirim melalui soft file dan segala pengumuman terkaitnya juga disampaikan melalui media sosial.           

Disamping banyaknya dampak negatif pandemi Covid-19 yang telah terjadi di bidang pendidikan, terdapat pula beberapa dampak positif yang bisa kita rasakan. Seperti halnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan teknologi dalam hal pendidikan makin meningkat. Mereka banyak mempelajari hal-hal baru berbasis teknologi guna menunjang kemudahan menyerap materi pembelajaran dan dituntut untuk melek teknologi. Selain itu, juga terdapat dampak positif dalam konteks kebahasaan asing, khususnya bahasa Inggris. Dalam konteks ini, selama pandemi Covid-19 banyak kata dan frasa asing dalam bahasa Inggris yang muncul dan digunakan publik dalam interaksi sehari-hari. Sehingga, baik sadar ataupun tidak sadar, kemampuan literasi masyarakat awam Indonesia terhadap bahasa internasional ini pun meningkat. Beberapa kata yang dimaksud disini antara lain adalah social distancing, physical distancing, work from home, stay at home, learning from home, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOMBA POP SOLO SPESIAL HARI KEMERDEKAAN

 Assalamualaikum Wr. Wb 🇮🇩 Salam Kemerdekaan - Indonesia Maju 🇲🇨 KKN-VDR Pringgandani 1 IAIN Tulungagung Proudly Present : 🎙️ LOMBA POP...