Jumat, 07 Agustus 2020

PENGARUH VIRUS COVID-19 TERHADAP PENANGANAN PEMBIAYAAN DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PENGARUH VIRUS COVID-19 TERHADAP PENANGANAN PEMBIAYAAN DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

 

Oleh: Dewi Sholihatu Nastiti

Peserta KKN VDR Kelompok Pringgandani 1

 

Coronavirus (COV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Corona Virus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona ini adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Beberapa virus corona yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi virus corona antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru virus corona (Corona Virus Disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan Negara lain. Sampai dengan 16 Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfirmasi di 25 Negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak erat dan petugas kesehatan) telah dikonfirmasi di China maupun Negara lain. Berdasarkan kejadian MERS dan SARS sebelumnya, penularan manusia ke manusia terjadi melalui droplet, kontak dan benda yang terkontaminasi, maka penularan COVID-19 diperkirakan sama.

Kasus virus corona (COVID-19) yang belakangan ini juga menggemparkan Indonesia, terhitung kasus pertama yang muncul di Indonesia tanggal 2 Maret 2020 sangat berdampak terhadap beberapa sektor di Indonesia. Mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan sektor-sektor lainnya. Terlebih keputusan pemerintah dalam menghambat penyebaran virus ini yaitu dengan menerapkan belajar di rumah, WFH (Work From Home), social distancing, dan stay at home. Juga turut andil dalam memberikan dampak bagi beberapa sektor di atas.

Dalam sektor ekonomi, rumah tangga juga terancam kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Utamanya rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit. Keosnya kondisi ekonomi ini juga akan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam dunia perbankan juga turut merasakan dampaknya. Perekonomian yang terganggu akibat virus corona ini berimbas pada operasional bank baik dari segi pelayanan, segi fungsi bank sebagai penghimpun dan penyalur dana, dan segi operasional lainnya yang juga ikut terganggu. Selain itu pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah juga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit dan berujung pada menurunnya profitabilitas industri perbankan. Menyoroti fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat yang terdampak pada situasi saat ini terlebih akhir-akhir ini banyak nasabah bank yang mengeluhkan melambatnya ekonomi di Indonesia, membuat mereka yang memiliki pembiayaan di bank kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Alhasil pemerintah memberikan solusinya dengan menerapkan kelonggaran pembayaran pada sektor-sektor yang terdampak virus corona terutama pada sektor menengah ke bawah. Selain itu bank juga harus melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap pembiayaan atau kredit nasabahnya, yang tentunya ini akan menjadi permasalahan tersendiri bagi bank. Karena bank juga membutuhkan dana tersebut untuk keberlangsungan operasionalnya.

Perbankan syariah saat ini juga tengah mencermati perkembangan dari dampak virus corona terhadap pembiayaan. Optimisme bank di awal tahun dengan memasang target pembiayaan cukup tinggi perlahan meredup lantaran wabah corona telah memukul berbagai sektor ekonomi. Sejumlah bank syariah kemungkinan besar akan memangkas target pembiayaan untuk tahun ini menjadi lebih konservatif. PT Bank BNI Syariah misalnya sebelumnya memasang target pembiayaan tumbuh 15%-17% tahun ini. Namun, penyebaran virus corona yang telah memukul aktivitas ekonomi membuat bank ini memilih untuk lebih berhati-hati dalam mengelola portofolio pembiayaan eksisting dan melakukan ekspansi. Virus Corona ini juga telah berimbas pada sektor pariwisata dan turunannya, manufaktur, dan perdagangan (kecuali kebutuhan pokok). Diakses dalam http://amp.kontan.co.id menjelaskan bahwa sepanjang dua bulan pertama tahun ini, pembiayaan BNI Syariah hanya tumbuh 9,69%. Padahal periode yang sama tahun lalu masih tumbuh dua digit. Adapun unit usaha syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Syariah) belum melakukan pemangkasan targetnya. Sebelumya bank ini menargetkan pembiayaan tumbuh 20% tahun ini. Pembiayaan yang terjadi pada CIMB Syariah pada dua bulan pertama ini masih naik, dan bahkan sampai Maret ini juga masih tumbuh. Artinya, virus corona belum berdampak pada permintaan pembiayaan. Namun, pada bulan berikutnya bank akan benar-benar wait and see. CIMB Syariah sudah meninjau kembali rencana financing ke sektor yang terdampak seperti bisnis leisure. Untuk kualitas pembiayaan CIMB Syariah masih belum terganggu. Sementara dampaknya ke depan akan tergantung seberapa lama wabah ini berlangsung. Untuk mengantisipasi hal itu, unit syariah ini sudah mempelajari melakukan restrukturisasi dini. Selain itu BCA Syariah juga masih mencatatkan pembiayaan tumbuh dua digit hingga Februari 2020, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Secara umum dampak virus corona memang membuat permintaan kredit melambat. Tetapi tidak semua sektor terpuruk, bahkan ada juga yang tumbuh yakni industri terkait disinfectant, masker, dan kertas.

Dijelaskan dalam bisnis.tempo.co bahwasannya BNI Syariah dalam hal ini akan memberikan keringanan pembayaran angsuran pembiayaan dan restrukturisasi kepada nasabah usaha mikro, kecil dan menengah yang terdampak virus corona COVID-19. Bentuk keringanan restrukturisasi yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi dan jenis usaha nasabah. Restrukturisasi ini diharapkan dapat membantu serta memudahkan nasabah dalam hal pembayaran kewajibannya. Latar belakang kebijakan restrukturisasi pembiayaan ini adalah karena penyebaran pandemic virus corona (COVID-19) akan berdampak terhadap kinerja dan kapasitas nasabah sehingga dapat meningkatkan risiko pembiayaan. Hal ini nantinya akan berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan. Kebijakan keringanan restrukturisasi ini berlaku untuk semua nasabah pada segmen pembiayaan consumer, produktif maupun mikro. Nasabah yang mendapat perlakuan khusus restrukturisasi adalah yang terdampak penyebaran virus COVID-19 baik secara langsung maupun tidak langsung dengan beberapa kriteria. Kriteria tersebut diantaranya berlaku pada nasabah yang tempat usaha atau bekerjanya terkena dampak penyebaran COVID-19 baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kebijakan ini juga berlaku untuk beberapa nasabah diantaranya adalah yang mengalami penurunan volume penjualan/pendapatan akibat penurunan permintaan, serta keterkaitan rantai suplai dan perdagangan dengan Negara yang terdampak pandemic COVID-19. Selain itu keringanan juga bisa diberikan kepada nasabah yang mengalami hambatan pasokan bahan baku dari Negara yang terdampak pandemic dan mengalami keterlambatan pembayaran akibat bowheer atau pelanggan terkena dampak corona, serta terakhir adalah kebijakan ini diberikan bagi nasabah yang terkena dampak pelemahan kurs rupiah terhadap dollar akibat pandemic COVID-19. Nasabah pembiayaan yang dapat mendapat stimulus adalah nasabah pembiayaan yang sulit memenuhi kewajiban kepada bank karena terdampak pada sektor ekonomi, antara lain pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan pertambangan.

Selain itu dilema juga dirasakan bank ketika melakukan pengajuan pembiayaan. Prosedur penanganan pembiayaan yang seharusnya dilakukan yaitu permohonan pembiayaan secara tertulis dari nasabah kepada officer bank, pengumpulan data calon nasabah dan investigasi, analisa pembiayaan, persetujuan pembiayaan, pengumpulan data tambahan, pengikatan, pencairan dan monitoring juga ikut terganggu. Terutama himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing dan physical distancing yang nantinya akan menghambat proses survey terhadap pengajuan pembiayaan nasabah. Padahal proses survey ini cukup penting dalam penanganan pengajuan pembiayaan, untuk pembiayaan konsumtif berguna untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari penghasilan tetapnya. Sedangkan untuk pembiayaan produktif berguna untuk mengetahui kemampuan usaha nasabah dalam melunasi pembiayaannya. Jika pihak perbankan tidak bisa melakukan survey tentunya akan menambah tingkat risiko dari pembiayaan tersebut, karena nantinya akan berdampak pada tidak maksimalnya dalam melakukan analisis. Selain itu juga dapat menghambat ketika melakukan monitoring pembiayaan dimana proses pemantauan dapat dilaukan dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya.

Jadi dengan adanya dampak-dampak yang terjadi akibat adanya virus corona ini perbankan harus mampu untuk menghadapinya dengan memaksimalkan manajemen risikonya. Selain itu perbankan juga harus mampu untuk memberikan solusi dalam pemecahan masalah-masalah yang terjadi akibat adanya virus corona ini. Dan juga penerapan etika dalam menghadapi dampak virus corona ini sangat diperlukan agar perbankan bisa mempertahankan profitabilitas, reputasi dan juga citra baik di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOMBA POP SOLO SPESIAL HARI KEMERDEKAAN

 Assalamualaikum Wr. Wb 🇮🇩 Salam Kemerdekaan - Indonesia Maju 🇲🇨 KKN-VDR Pringgandani 1 IAIN Tulungagung Proudly Present : 🎙️ LOMBA POP...