Rabu, 12 Agustus 2020

LOMBA POP SOLO SPESIAL HARI KEMERDEKAAN

 Assalamualaikum Wr. Wb


🇮🇩 Salam Kemerdekaan - Indonesia Maju 🇲🇨


KKN-VDR Pringgandani 1 IAIN Tulungagung Proudly Present :


🎙️ LOMBA POP SOLO SPESIAL HARI KEMERDEKAAN 🎙️


Hallo teman-teman! 👋


Buat kalian - kalian yang jago dalam suara dan ingin mengembangkan potensi seni menyangi kalian, Yuk salurkan bakatmu di ajang lomba Pop Solo Online / Virtual kami yang bertemakan "Indonesia Maju Merdeka dalam Pandemi" ✊


🗓️ CATAT TANGGALNYA!

📝Registrasi : Mulai tanggal 5 Agustus 2020

🎥 Batas upload : 19 Agustus 2020

🗂️ Penilaian : 20-22 Agustus 2020

👨🏻‍🎓 Pengumuman Pemenang : 23 Agustus 2020


SYARAT DAN KETENTUAN :

🏫 Dibuka untuk Semua Usia (UMUM)

💸 HTM GRATIIIS

💾 Upload video menyanyimu ke instagram @nagari_pringgandani  dengan tagar #LombaPopSoloPringgandani_1 dan #Nagaripringgandani

⌚Durasi video menyanyi maksimal 10 menit (2 lagu)

📥Petunjuk teknis lomba selengkapnya dapat diunduh di https://kknvdrpringgandani1.blogspot.com


Yuk tunggu apa lagi ... ? Segera daftarkan kalian dan menangkan hadiah uang tunai ratusan ribu rupiah 🤗


🔗 Link formulir pendaftaran :

formulir pendaftaran

Juknis POP SOLO


☎️ Contact Persons

Hanim : 0877 3415 4526

Senin, 10 Agustus 2020

ERA NEW NORMAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN

 

ERA NEW NORMAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN

 oleh: Lailathul Nur Maghfiroh

Tahun 2020 ini menjadi tahun yang sangat memprihatinkan, seperti sepi tak berpenghuni dan kosong melompong tanpa isi. Bagaimana tidak, rasanya seperti baru kemarin kita merayakan keseruan malam tahun baru tapi beberapa minggu kemudian kita dikejutkan oleh kabar yang tak terduga, yakni munculnya wabah Covid-19 yang diduga berasal dari China. Sudah diketahui bahwa wabah ini telah memakan banyak korban. Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat, bahkan sampai saat ini jumlah orang yang terpapar wabah ini masih terus bertambah, dan entah sampai kapan wabah ini akan berakhir nantinya. Karena semakin meradang dan dianggap membahayakan, maka pemerintah memberlakukan sistem social distancing atau biasa disebut dengan pembatasan sosial. Kini semua kegiatan sosial harus dibatasi demi keselamatan semua orang. Adapun tujuan dari diberlakukannya social distancing ini sendiri guna meminimalisir kegiatan yang berhubungan dengan kontak fisik secara langsung, karena diduga wabah ini bisa tersebar melalui kontak fisik secara langsung. Untuk itu menjaga jarak adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.

Semenjak adanya wabah Covid-19 ini banyak pekerjaan yang terbengkalai, banyak pula keadaan yang sebelumnya normal menjadi tidak normal. Secara langsung dan tidak langsung, wabah ini ini membawa perubahan serta dampak yang besar pada segala aspek dalam kehidupan. Baik dari segi sosial ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, segala hal berubah menjadi virtual. Ketidakpastian kondisi saat ini memaksa kesiapan masyarakat pada tatanan baru, masyarakat dipaksa untuk beradaptasi dengan kenormalan baru. Kehidupan yang normal sebelumnya menjadi tidak normal, masyarakat dipaksa menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak normal ini. Karena dijalani secara terus-menerus kondisi tidak normal ini menjadi normal.

Pandemi ini belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, sehingga pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dan terobosan baru guna memudahkan jalan untuk menghentikan wabah ini serta bangkit kembali pasca masa pandemi. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah ini adalah bangkit dengan new normal. New normal merupakan habitual baru yang muncul atas penyesuaian pada kondisi sebelumnya. New normal ini dilakukan untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang social ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan.

Menanggapi isu terkini, terkait strategi pembelajaran di era new normal. Era new normal ini ada akibat munculnya virus corona, yang sampai saat ini masih saja menjadi pembicaraan hangat semua orang. Selain berdampak pada kehidupan sehari-hari, wabah ini sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Pendidikan sendiri sangat penting dan dibutuhkan oleh anak-anak, meskipun dalam keadaan seperti ini kegiatan belajar mengajar (KBM) harus tetap dilakukan. Di tengah social distancing (pembatasan social) akibat wabah covid-19 ini, pendidikan di Indonesia menjadi agak terganggu, para peserta didik tidak bisa masuk ke sekolah seperti biasanya. Sehingga pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar di rumah atau pembelajaran yang seharusnya normal dilakukan di dalam kelas berganti menjadi home schooling dengan sistem online.

Konsep home schooling (sekolah di rumah) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Namun, konsep home schooling ini bukan merupakan hal yang baru. Konsep ini menjadi makin popular sejak adanya wabah Covid-19. Kini sistem pembelajaran online menjadi strategi utama dan satu-satunya dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Pembelajaran ini dianggap paling aman karena tidak diperlukannya kontak fisik antar peserta didik maupun pendidik dengan peserta didik. Namun, tak luput dari itu, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi, banyak anak maupun orang tua yang mengeluh karena harus membeli paket data internet demi memenuhi kebutuhan pendidikan, mengingat keadaan yang sekarang ini penghasilan juga menurun drastis.

Wabah ini telah mengubah model pembelajaran secara mendadak. Semua negara dipaksa menggelar pembelajaran melalui daring (online), mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, semua pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Mungkin untuk peserta didik yang duduk di bangku sekolah menengah sudah mulai mengerti, paham, atau bahkan sudah mahir menggunakan berbagai media teknologi (IT) untuk sistem pembelajaran online ini. Namun, lain cerita dengan peserta didik yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak atau sekolah dasar. Faktanya praktik pembelajaran online ini tidak sesederhana yang dipikirkan dan dibayangkan. Hambatan teknis pun sering terjadi, mulai dari ketersediaannya jaringan internet, kualitas jaringan, sampai keterampilan menggunakan teknologi yang semakin memperumit proses pembelajaran yang kemudian berbuah keluhan dan persoalan lainnya. Bahkan permasalahan ini tidak datang dari permasalahan eksternal saja, permasalahan internal pun menjadi kendala terbesar untuk pembelajaran online ini. Bisa dibayangkan saja bagaimana dengan orang tua dari peserta didik yang tidak tahu menahu dan paham apa itu pembelajaran online, kendala ini sangat memprihatinkan dan perlu diperhatikan kembali.

Kegiatan pembelajaran home schooling ini menuntut peran serta aktif orang tua peserta didik, terutama bagi mereka yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang memerlukan perhatian lebih. Kegiatan pembelajaran online ini memakan waktu yang relatif lebih lama daripada pembejaran normal di kelas, karena keterbatasan komunikasi jadi mau tidak mau pendidik harus bisa mengkoordinir para peserta didik dengan sebaik mungkin agar pembelajaran online tetap berjalan lancar dan materi dapat tersampaikan dengan baik.

New normal ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang tua yang harus membimbing anak mereka di rumah. Pada era ini dibutuhkan kemampuan komunikasi yang memumpuni agar tidak terjadi salah persepsi antara pendidik dan peserta didik. Proses belajar pada masa pandemi sebenarnya juga telah mengarahkan pendidikan ke arah yang lebih positif, bukan hanya dari penguasaan materi baru namun juga melatih kemampuan problem solving dan critical thinking. Namun, harapan itu tetap tidak sesuai dengan realita, pada kenyataannya pembelajaran online ini membuat para peserta didik berkeluh kesah dan menjadi malas. Mereka tak bersemangat karena berpikir tidak ada guru yang mengawasi, dan tugas yang diberikan kebanyakan hanya merangkum materi saja. Peserta didik cenderung kelelahan jika harus menulis setiap harinya. Bukan menjadi kreatif, faktanya peserta didik ini lebih mengandalkan google daripada pikirannya sendiri ketika tugas online diberikan. Karena mereka merasa memang tidak ada guru yang mengawasi dan berpikir yang terpenting tugasnya selesai.

Dalam menghadapi keadaan saat ini, KPPA dan lembaga terkait sedang merumuskan konsep dan scenario new normal di sekolah, seperti menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran. Adapun untuk kegiatan nantinya di sekolah pemerintah pun sudah memberikan arahan sesuai dengan protokol kesehatan, seperti peserta didik wajib memakai masker, wajib membawa hand sanitizer, cuci tangan, tetap jaga jarak, dan lain sebagainya. Apabila sistem new normal ini benar diterapkan, maka sekolah akan masuk seperti biasa dengan ketentuan menjalankan protokol-protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Humanisasi di Masa Pandemik Virus Covid 19

 

Humanisasi di Masa Pandemik Virus Covid 19.

Oleh: Syarifah Annajiyah

 

“Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya agamamu”. – KH. Abdurrahman Wahid.

Akhir-akhir ini dunia termasuk negara Indonesia sedang dihebohkan dengan pandemik global yakni adanya virus COVID-19  atau yang lebih dikenal dengan coronavirus disease 2019.  Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Penyebaran pandemi ini sangat luas hingga mencapai ratusan ribu kasus dan angka kematian yang ribuan. Virus COVID-19 diduga menyebar terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh bagian tubuh seseorang. Penyakit COVID-19 menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul ataupun tanpa gejala. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar empat sampai lima hari, tetapi dapat juga dirasakan dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut. Belum ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif. 

 Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan untuk menghindari penyakit ini di antaranya dengan mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, menghindari kerumunan, menjaga jarak dari orang lain (social distancing), serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang dicurigai terinfeksi. Dalam hal ini, social distancing dapat dilakukan oleh setiap individu maupun diatur langsung oleh pemerintah setempat. Adapun bentuk social distancing oleh individu adalah tidak mendatangi tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, food court, event masal yang dihadiri banyak orang, ruang publik, tempat pariwisata, dan lainnya. Selain itu, social distancing dapat dipraktekkan dengan menjaga jarak minimal dua meter dengan orang lain. Dengan jarak tersebut, maka dianjurkan tidak melakukan jabat tangan atau berpelukan saat bertemu satu sama lain. Sementara, social distancing yang diatur langsung oleh pemerintah seperti penangguhan event masal dan menutup ruang publik.

Pesatnya penyebaran virus ini turut mempengaruhi keseimbangan kehidupan dalam segala aspek seperti kesehatan, pendidikan, keagamaan termasuk juga menjadikan ketidakstabilan pada pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Tak hanya sampai disitu dampak pandemi ini pada ekonomi juga menurunnya daya beli, omset sampai produksi  penjualan karena penurunan tingkat konsumsi dimasyarakat, salah satunya adalah karena adanya hilangnya kepercayaan. Akibatnya anyak masyarakat yang mendapat dampak dari pandemik ini dalam hal ekonomi yakni hilangnya pekerjaan, di PHK, turunnya penghasilan sampai bahkan tidak adanya penghasilan sama sekali. Kehidupan pun terus berputar seperti biasanya, walaupun ada beberapa aktivitas yang sedikit berubah karena adanya pandemik ini. Banyak saudara kita yang sebelumnya  sudah mengalami ekonomi yang sulit dan dipandemik ini justru lebih memperburuk itu, terlebih keluarga-keluarga korban virus ini ataupun yang tedampak. Walaupun pemerintah telah menganggarkan dan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat, kita tahu sendiri bantuan ini masih banyak yang tidak tepat sasaran dan belum menyuluruh, apalagi kepada yang memang benar-benar membutuhkan tidak sedikit bayak masyarakat yang meninggal karena kelaparan juga terkena virus akibat tetap bersikukuh bekerja untuk menghidupi keluarganya agar dapat bertahan dimasa pandemik ini.

Bangsa kita adalah bangsa yang erat akan budaya gotong royong dan saling membantu. Namun, dimasa seperti ini justru kebanyakan masyarakat enggan untuk saling membantu dan  merangkul, karena masyarakat dihadapkan dengan dua pilihan antara keselamatannya dan keluarganya atau orang lain yang ditakutkan nantinya rawan terjangkit  virus covid-19 ini karena berada dilingkungan luar. Masyarakat terus dihadapkan dengan pilihan-pilihan sulit, tidak hanya pada sisi ekonomi namun juga pendidikan yang menjadi daring, kesehatan yang semakin ribet dan lain-lain.

Mengingat bangsa kita juga adalah bangsa yang memiliki banyak keberagaman dari suku, adat, budaya, ras dan agama. Maka, tidak mudah menyamakan visi, misi ataupun pendapat banyak orang yang mempunyai ragam latar belakang yang berbeda-beda. Terlebih dimasa seperti ini kita perlu adanya uluran tangan dan sikap solidaritas yang penting sekali untuk terus dilakukan dan diterapkan. Tentu menyatukan dan memperkuat persaudaraan adalah salah satu kunci menciptakan gerakan solidaritas ini. Humanisasi atau menumbuhkan rasa kemanusiaan perlu adanya terus diajarkan dimasyarakat terlebih sejak anak anak agar paham betul arti memanusiakan manusia kepada sesama. Gerakan solidaritas juga nantinya akan memberi banyak dampak positif bagi pemberi ataupun penerima. Memberi dan menolong sesama dengan tanpa syarat ini nanti tentu juga akan  memperkuat perikemanusiaan seseorang.

KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Dur menegaskan dalam sembilan nilai utama Gus Dur pada poin kemanusiaan tentang bagaimana seharusnya bersikap memanusiakan manusia dengan sesama. Mengingat manusia menurut beliau adalah makhluk Tuhan yang paling mulia digadang-gadang sebagai “khalifah fil ardh” yang mana dipercaya tidak hanya untuk menjaga bumi namun juga untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Maka dari itu kemanusiaan merupakan cerminan dari ketuhanan. Kemuliaan yang ada dalam diri manusia mengharuskan untuk memiliki sikap untuk saling memuliakan, menghargai dan menghormati. Memuliakan manusia sama halnya memuliakan penciptanya, pun merendahkan manusia sama halanya merendahkan penciptanya. Gus Dur dalam universalisme islam nya menyebutkan bahwa penting adanya menampakkan diri dalam berbagai  manifestasi  ajaran-ajarannya yang salah satunya yakni sikap hidup, dimana disini sebagai manusia kita perlu menampakkan diri dalam hal keperdulian yang sangatbesar pada unsur-unsur utama dari kemanusiaan (al-insaninyyah). Unsur-unsur tersebut dapat seperti persamaan derajat dimuka hukum, perlndungan warga masyarakat dari kesewenang-wenangan, juga  penjagaan hak-hak mereka yang lemah dan menderita kekurangan. Dan inilah mengapa perlunya kita menumbuhkan humanisasi sehingga masyarakat terus solid untuk membantu sesamanya.

Semasa pandemik ini banyak sekali orang yang acuh terhadap sesamanya, enggan membantu dan menolong, serta hanya memikirkan bagaimana ia dan keluarganya dapat bertahan. Krisis kemanusiaan mungkin sangat kita rasakan dimas pandemik ini apalagi diawal-awal virus ini muncul, karena pemerintah pun memberikan intruksi untuk tetap dirumah saja untuk memperlambat penularan virus ini, sehingga menjadikan kebanyakan orang menjadi fokus hanya pada dirinya dan keluarganya sendiria. Sedikit yang masih memikirkan bagaimana nasib sesamanya, bagaimana saudara-saudaranya diluar dapat mencukupi kebutuhan dan bertahan hidup, namun kita semua patut mengapresiasi dan mendukung orang-orang yang masih mau memikirkan sesamanya dengan membuat penggalangan dana, aksi atau gerakan solidaritas yang sekarang banyak muncul dan aktif di   komunitas, organisasi, pengusaha, akademisi, ataupun hanya perorangan. Gerakan-gerakan inilah yang akhirnya kita ketahui memiliki misi yang sama yakni membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang menjadi koban ataupun terdampak pandemik virus covid-19 ini, juga merupakan hal yang dapat mengajak masyarakat lain untuk turut berpartisipasi mengulurkan tangannya.

Dampak Adanya Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan Di Indonesia

 

Dampak Adanya Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan Di Indonesia

Oleh: Harum Amaliyah

            Awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan munculnya wabah penyakit baru bernama Covid-19 yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu. Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Sehingga, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19. Setelah Covid-19 ditemukan dan menyebar secara luas yang mengakibatkan pandemi global yang berlangsung sampai saat ini. Gejala Covid-19 umumnya berupa demam 38°C, batuk kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian.

Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas. Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020, penutupan sekolah terjadi di lebih dari puluhan negara karena wabah Covid-19.

Pasca pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pemerintah  pusat  hingga  daerah memberikan  kebijakan  untuk  meliburkan seluruh  lembaga  pendidikan.  Hal  ini dilakukan sebagai  upaya  mencegah  meluasnya  penularan virus  corona. Diharapakan  dengan  seluruh lembaga  pendidikan  tidak  melaksanakan aktivitas seperti  biasanya,  hal  ini  dapat meminimalisir  menyebarnya  penyakit  covid  19 ini.

Sehingga siswa dan mahasiswa “dipaksa” belajar mandiri dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah penularan covid-19. Padahal  tidak semua  siswa  dan  mahasiswa  terbiasa belajar jarak jauh. Apalagi guru dan dosen masih banyak belum mahir mengajar dengan menggunakan teknologi internet  atau  media sosial. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tentunya siswa  dan  mahasiswa  maupun guru dan dosen diharuskan memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun, banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet yang kurang baik atau tidak lancar sehingga menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain itu, tidak sedikit siswa dan mahasiswa yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran secara maksimal baik dari materi pembelajaran maupun penugasan-penugasan yang diberikan oleh pendidik selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.

Rata-rata di lingkungan akademis pendidikan Indonesia penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi ilmu teknologi belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. Ilmu teknologi belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun  prospek  untuk  masa  depan tergolong bagus,  penggunaan  ilmu teknologi  pasca pandemi covid 19 yang juga memberlakukan setiap sekolah melakukan  pembelajaran online seperti contoh Kemdikbud memiliki portal media pembelajaran online bernama Rumah Belajar yaitu https://belajar.kemdikbud.go.id/ Situs ini dimaksudkan untuk pengembangan pendidikan agar pembelajaran tidak vakum dalam  kondisi covid 19 saat ini, dan untuk menyajikan sumber daya publik dan jaringan komunikasi (forum) untuk administrator sekolah, pendidik, dan siswa .

Pembelajaran jarak jauh dapat menggunakan sarana pembelajaran dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diantaranya media sosial whatsapp, aplikasi zoom, google clasroom, google meet, youtube, maupun televisi yang memungkinkan pengguna  untuk  mengirim  pesan  teks  dan  pesan suara,  melakukan  panggilan  suara  dan  video, berbagi gambar, video, dokumen, lokasi pengguna, dan  media  lainnya. 

Dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan jarak jauh, dimana siswa dan mahasiswa banyak melakukan kegiatan di rumah maka dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya. Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Hal ini karena arah berfikir siswa dituntut untuk mengembangkan pengetahuannya secara  mandiri untuk bisa lebih paham akan materi yang diajarkan. Siswa dituntut untuk dapat memunculkan dan mengembangkan ide-ide agar dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Siswa dapat mencari informasi dari beberapa sumber baik dari internet, ebook maupun youtube. Dengan begitu akan timbul kemampuan berfikir kreatif siswa seperti kemampuan untuk menghasilkan banyak ide, kemampuan untuk memproduksi jawaban yang bervariasi, siswa dapat mencari alternatif atau arah yang  berbeda-beda serta siswa dapat mencetuskan gagasan unik dan baru hasil dari pemikirannya sendiri. Selain itu, tidak jarang siswa atau mahasiswa mendapatkan penugasan pembuatan video pembelajaran yang menarik sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas siswa.

Sehingga menurut saya, jika pembelajaran jarak jauh ini dikondisikan, diorganisasikan dan dimanagemen dengan baik dan benar oleh guru maupun dosen maka dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Pada dasarnya pandemi Covid-19 ini memberikan dampak-dampak bagi kelangsungan kehidupan manusia baik dampak negatif maupun positif salah satunya dalam bidang pendidikan Indonesia.

Sistem Belajar Daring di Masa Pandemi COVID-19

 Sistem Belajar Daring di Masa Pandemi COVID-19


Nama : Farah Indrie Widyanti

Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab

NIM : 1220217302 

Pandemi COVID-19 terus mewabah, dalam situasi ini berdampak pada beberapa kebijakan termasuk pola pembelajaran, mekanisme administrasi dan sistem komunikasi atau pertemuan individu. Dari imbauan pemerintah kepada masyarakat agar bekerja, belajar, dan beribadah di rumah dan dilakukannya penyertaan hukuman dan tindakan. Sementara itu sekolah sebagai unit pendidikan secara otomatis menjadi tempat berkumpul bagi warga secara permanen terkena imbas dari kebijakan agar tidak berkumpul demi pencegahan penularan virus COVID-19.

Menyikapi kasus dan fenomena serta kebijakan pemerintah tentunya dunia pendidikan mulai membiasakan menggunakan pembelajaran online selama pandemi bagi peserta didik. Kesadaran sebagai manusia harus mengikuti taat tertib dari pemerintah untuk mengurangi penularan virus dan harus berusaha menghadapi keterpurukan.Pola komunikasi tatap muka menggunakan fasilitas era globalisasi dengan metode E-Learning dapat menjadi alternative pemecahan masalah pembelajaran.

Agar pembelajaran peserta didik tetap berjalan. Beberapa perguruan tinggi juga sudah menyiapkan zoom meeting untuk pembelajaran peserta didik. yaitu aplikasi video conference yang digunakan pada semua platform baik android, IOS, MAL, maupun windows, Google Classroom. Harapan terhadap sistem pelayanan online masih tetap melakukan interaksisecara realtime. Hal ini sebagai sistem sementara selama pandemi agar peserta didik masih bisa belajar meskipun tidak bertatap muka.

Hingga saat ini, Pengetahuan mahasiswa di era milenial terkait pembelajaran on-line memang disukai, walaupun sebagian dosen dan mahasiswa masih melakukan penugasan akan tetapi pendapat dari beberapa pakar teknologi informasi ini adalah hikmah yang dapat dipetik di tengah mewabahnya virus corona. Kebijakan institusi pendidikan membatasi pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan belajar secara daring (online) guna mencegah penularan corona virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran online masih menyediakan pendampingan bagi pengajar dan mahasiswa tentang aplikasi atau pemanfaatannya, sebab sistem online ini masuk pada metode pembelajaran atau fasilitas pembelajaran yang juga perlu diperjelas.sistem pembelajaran online tidak hanya menggunakan Zoom Meeting, tetapi memanfaatkan media social Whatsapp untuk melakukan pembelajaran online dan mendapatkan informasi waktu untuk melakukan pembelajaran.

Pengertian metode pembelajaran (Learning Methods) adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau dapat diartikan suatu strategi dan taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang diaplikasikan tenaga pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Sementara E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya. E-Learning berarti pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika misalnya dapat menggunakan jasa audio, video atau perangkat computer, hp dan lain-lain melalui fitur-fitur yang disediakan.

Kesadaran akan pentingnya pengembangan sumberdaya manusia adalah pendidikan dan pelatihan perkembangan globalisasi, kultur masyarakat dan geografi Indonesia serta sosial ekonomi masyarakat juga menjadi pertimbangan terhadap permasalahan pembelajaran secara tradisional. Perkembangan masyarakat yang menuju pada era masyarakat informasi (Information Age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (Knowledge Society) membentuk potensi positif terhadap perubahan pada sector pendidikan dan pelatihan Model pembelajaran E-Learning.

E-Learning secara otomatis memanfaatkan fasilitas jasa internet sehingga terdapat perubahan paradigma dari The Era of Teacher and Book menuju The Era of Teacher Book and Technology yaitu mengajar dengan dominasi guru, buku, dan teknologi. Sifat interaktif yang dapat dimanfaatkan dari media internet adalah media massa dan interpersonal yang mana akses informasi dari seluruh penjuru dunia sebagai suplemen dan komplemen wakil dari pengajar sebagai sumber belajar .Oleh karena itu beberapa keunggulan dari pembelajaran E-Learning adalah peserta didik dapat mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas Negara.Peserta didik juga dapat mengakses pada alur di bidang yang diminati.Sumber belajar peserta didik dapat leluasa melalui akses narasumber perpustakaan online, literature online, akses hasil penelitian, dan materi kuliah tanpa dilakukan pertemuan secara fisik.

Terlepas dari itu konsep E-Learning dengan pembelajaran secara online mengakibatkan kesenjangan.Sebab masih menjadi momok di masyarakat diantara yang dapat terlihat nyata adalah pemanfaatan internet tidak merata di seluruh wilayah Indonesia artinya terdapat Kesenjangan akses on-line pada beberapa wilayah. sistem online pembelajaran tidak dapat dilakukan secara maksimal.Profil peserta E-Learning harus memiliki motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memenuhi komitmen belajar yang sungguh-sungguh.

Karakter peserta E-Learning mengarah pada kegemaran belajar dan melakukan kajian pengembangan diri.Kondisi peserta E-Learning adalah mereka yang membutuhkan materi pelajaran tanpa meniingalkan rumah. Ekspektasi dengan pembelajaran on-line memang untuk memberikan kemasan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional. Mode seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dilakukan secara on-line tanpa harus tatap muka antara pengajar dan peserta didik. Namun konsep pembelajaran menuju pendidikan secara komperehensif masih dipertanyakan sebagian masyarakat yaitu dari sisi afektif dan psikomotorik. Secara harfiah syarat personal pengajar adalah harus dapat berinteraksi dengan baik dan lebih personal terhadap peserta didik dengan memperhatikan kemajuan peserta didik, dan membantu persoalan peserta didik yang dihadapi. Sehingga fenomena ini menjadi tugas pendidikan bagaimana mengadaptasi sistem konvensional ke arah E-Learning

Diantaranya adalah soal operasional perumusan tujuan pembelajaran yang dapat diukur, persepsi pre-test, membangkitkan motivasi dengan bahasa komunikatif, uraian, materi yang jelas, memberikan problem solving, tanya jawab post-test, penugasan, dan kegiatan tindakan, sehingga aspek afektif dan psikomotorik terlampaui. Desain E-Learning yang menarik dan diminati menjadi penting untuk diperhatikan. menurut Onno W.Purbo (2012) merancang E-Learning setidaknya mampu memenuhi, sederhana, personal dan cepat.Sederhana dalam artian peserta didik mengenal dan memeiliki jenis aplikasi yang digunakan. Secara personal terdapat interaksi sebagaimana layaknya suasana di dalam kelas, kemudian layanan yang ditunjang dengan kecepatan memberikan respon terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya.

Kejelasan kondidsi wabah corona yang terjadi di Indonesia pada bulan Maret sampai April 2020 mengisyaratkan kita pada proses pendidikan masa depan dengan jaringan yang terpadu terkait pada produktifitas tepat waktu, pluralistis, lebih dialogis, lebih terbuka, dan mudah diakses. Dan ini adalah gambaran pendidikan yang lebih luwes, terbuka dan beraneka ragam dijangkau oleh siapapun

 

 

 

Dampak Pandemik terhadap Pendidikan di Sekolah Dasar

 

Dampak Pandemik terhadap Pendidikan di Sekolah Dasar

Oleh: Ditta Kusumawardani

            Pendidikan mempunyai peranan berarti untuk membawa kesuksesan seseorang. Pendidikan memang memberikan peluang seseorang untuk menjadi lebih produktif lagi dengan bermacam skill yang telah didapatkan. Belajar memecahkan masalah dengan metode yang telah dipelajari.

            Sekolah Dasar merupakan tingkatan pendidikan yang paling rendah sebelum SMP, SMA, S1, dst. Di Sekolah Dasar, tentu peserta didik mendapatkan berbagai ilmu-ilmu dasar yang nantinya akan dikembangkan ketika mereka menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Maka, ilmu pengetahuan di Sekolah Dasar ini sangat-sangat dibutuhkan guna untuk menyongsong generasi muda yang lebih berkualitas.

            Teknologi yang berkembang saat ini pun juga sangat pesat. Dimana pendidik, peserta didik, orang tua, masyarakat, dll. pun juga harus memperlajari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

            Di era pandemik yang saat ini masih merebak di Indonesia, menyebabkan sistem belajar mengajar menjadi terhambat. Semua aktivitas dilakukan secara virtual termasuk mengirim tugas dan mencari sumber belajar. Tentu dalam hal ini telah menghasilkan banyak sekali perubahan pada peserta didik. Mulai dari sikap, moral, gaya hidup, serta penyerapan ilmu yang sulit karena tidak bertemu dengan pendidik. Banyak orang tua yang resah akan hal ini karena anak-anak mereka mengalami perubahan yang drastis, terlebih lagi pada tingkat SD.

            Masa lockdown sekolah yang ditentukan oleh pemerintah di awal pandemik ini berlangsung selama tiga bulan. Dalam kurun waktu tiga bulan, peserta didik lebih banyak menghabiskan waktunya belajar dan bermain di rumah. Akan tetapi sejauh mata memandang bukan belajar lah yang mereka lakukan akan tetapi lebih bermain. Menurut peserta didik dalam tingkat Sekolah Dasar, tidak sekolah berarti libur atau tidak ada kegiatan belajar. Sehingga mereka dengan leluasa melupakan mata pelajaran yang telah di dapatkan bahkan etika sehari-hari tidak seperti anak yang berpendidikan. Sebab tingkat menghargai dalam diri mereka sangat berkurang.

            Ditambah dengan belajar daring atau melalui internet. Peserta didik akan melihat HP karena menunggu tugas yang diberikan oleh pendidik. Namun, hal tersebut justru salah dalam pemanfaatan. Peserta didik menjadi lebih senang bermain HP daripada mengerjakan tugas karena di dalamnya terdapat banyak animasi-animasi yang memancing rasa ingin taunya tinggi. Ketegasan orang tua juga jarang dihiraukan anak. Anak semakin berani dan manja untuk selalu dituruti apa yang mereka minta. Tentu para orang tua merasa bahwa pandemik ini sangat berdampak buruk bagi psikologis anak kedepannya. Sebab mereka cenderung individual dan keras kepala.

            Pada tahun ajaran baru, banyak lembaga yang mempertimbangkan untuk tetap melakukan proses kegiatan belajaran mengajar dengan tatap muka. Akan tetapi, tidak pernah melupakan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan belajar belajar di mulai, pengecekan suhu tubuh, serta memberikan nutrisi makanan yang baik untuk peserta didik.

            Dengan diberlakukannya proses belajar mengajar ini memudahkan peserta didik dalam mendapatkan segala ilmu pengetahuan kembali. Begitu juga dengan para orang tua yang sangat senang karena buah hati mereka bisa menempuh pendidikan kembali. Walau dengan aturan sehari masuk sehari belajar di rumah, itu sudah mengurangi rasa kekhawatiran pada diri orang tua. Karena pendidikan memang suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan di dunia. Tanpa adanya pendidikan dan proses mencari ilmu, tentu seseorang tersebut tidak mampu mengembangkan dirinya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. 

           

 

Jumat, 07 Agustus 2020

Covid-19 atau biasa disebut corona virus

 

“Covid-19 atau biasa disebut corona virus”

Oleh: Febry Nur Khamaviyah

Peserta KKN-VDR Pringgadani 1

 

Tahun 2020 merupakan tahun dimana warga negara Indonesia memiliki rasa takut dan khawatir akan adanya paparan virus yang berbahaya dan mematikan. Sebenarnya bukan hanya di Indonesia saja, melainkan diseluruh dunia merasakan hal yang sama. Virus baru yang muncul ini sangatlah berbahaya bagi kesehatan warga. Semua itu berawal dengan munculnya virus covid-19 yang awalnya virus ini yang berasal dari Wuhan, China sekitar bulan Desember 2019.

Covid-19 atau yang biasa disebut corona merupakan suatu virus yang menyerang bagian pernapasan. Disini, gejala dari terpaparnya covid-19 hampir sama dengan gejala saat kita flu. Gejala-gejala seseorang yang pesitif terkena covid-19 akan mengalami demam, batuk, sakit kepala, tenggorokan kering, sesak nafas, dan masih banyak lagi gejala-gejala yang dapat dirasakannya.  Disini, yang membedakan antara flu dengan positif covid-19 adalah sesak nafas yang begitu parah dan sangat mengecam akan kesehatan bagi si penderita covid-19.

Covid-19 atau corona merupakan virus baru yang ada didunia. Di Indonesia persebaran seorang yang terapapar virus tersebut berjumlah kurang lebih 100 jiwa/hari. Karena banyaknya warga yang terpapar virus tersebut, maka pemerintah menganjurkan setiap wilayah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Selain itu, pemerintah juga membuatkan protokol kesehatan seperti adanya social distancing dan pysical distancing, selalu mencuci tangan dengan sabun, dan gunakan masker ketika bepergian. Pemerintah menghimbau agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dan menghargai berbagai usaha yang dilakukan relawan di garda terdepan demi menyelamatkan nyawa warga atas nama negara Indonesia.

Dampak yang ditimbulkan adanya covid-19 atau corona bagi warga negara di Indonesia adalah turunnya nilai ekonomi dan pengahasilan masyarakat, sulitnya peluang kerja karena tempat kerja banyak yang dinonaktifkan, peserta didik yang terpaksa harus belajar sendiri dengan sistem online/daring (dalam jaringan) didampingi orang tua dirumah yang disini guru atau tenaga pendidik lain hanya bisa memantau dari jauh melalui sosial media dan masih banyak lagi dampak-dampak yang diterima oleh masyarakat. Dengan banyaknya dampak yang disebabkan oleh musim pandemic ini, warga harap-harap cemas akan keadaan yang seperti ini yang tidak kunjung membaik. Saya berharap agar musim pandemic segera berakhir dan normal seperti sedia kala.

Pemerintah melakukan pertimbangan akan adanya PSBB, lockdown dan protokol kesehatan agar mengurangi angka kenaikan penderita covid-19 di Indonesia. Disetiap wilayah pemerintah menghimbau agar masyarakat mematuhi keputusan pemerintah akan adanya PSBB dan selalu menjaga serta melakukan hal yang sesuai dengan protokol kesehatan. Dengan hal ini, pemerintah berharap agar Indonesia dapat kembali seperti sedia kala. Pemerintah melakukan PSBB untuk menghindari kerumunan warga serta memecah rantai penyebaran covid-19. Selain PSBB pemerintah juga menggalakkan pe-lockdown-an suatu wilayah agar masyarakat dapat mencegah penyebaran covid-19.

Dimasa pandemic yang seperti ini, masayarakat banyak yang mengeluh karena banyaknya lapangan pekerjaan yang dinonaktifkan. Hilangnya mata pencaharian setiap warga Indonesia merupakan hal yang banyak terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat berusaha mencari penghasilan dari manapun yang hasilnya dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, karena sejatinya pemerintah tidak dapat dan tidak sanggup jika harus memberikan pada warga di Indonesia yang kurang kurang lebih berjumlah sekitar 270 juta jiwa per tahun 2020.

Disini dapat dilihat bahwasannya, dari segi pengelolaan negara jika dikaitkan dengan manajemen sangat erat kaitannya. Didalam manajemen, semua diatur dan dilakukan dengan dasar fungsi manajemen. Dimana fungsi manajemen adalah POAC Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), dan Controlling (evaluasi). Pemerintah dalam pertimbangan dilakukannya PSBB dan sistem lockdown di musim pandemic seperti ini juga sudah melalui beberapa pemikiran yang sudah disepakati. Pemerintah tidak mungkin membuat protokol yang akan menjatuhkan negara dan tidak memiliki nilai yang dapat di terapkan akan tetapi, pemerintah membuat keputusan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dengan seksama. Dan pada dasarnya manajemen dalam sebuah lembaga atau instansi sangatlah diperlukan sebagai bahan terciptanya sebuah tujuan yang sesuai apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

PENGARUH VIRUS COVID-19 TERHADAP PENANGANAN PEMBIAYAAN DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PENGARUH VIRUS COVID-19 TERHADAP PENANGANAN PEMBIAYAAN DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

 

Oleh: Dewi Sholihatu Nastiti

Peserta KKN VDR Kelompok Pringgandani 1

 

Coronavirus (COV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Corona Virus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona ini adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Beberapa virus corona yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi virus corona antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru virus corona (Corona Virus Disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan Negara lain. Sampai dengan 16 Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfirmasi di 25 Negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak erat dan petugas kesehatan) telah dikonfirmasi di China maupun Negara lain. Berdasarkan kejadian MERS dan SARS sebelumnya, penularan manusia ke manusia terjadi melalui droplet, kontak dan benda yang terkontaminasi, maka penularan COVID-19 diperkirakan sama.

Kasus virus corona (COVID-19) yang belakangan ini juga menggemparkan Indonesia, terhitung kasus pertama yang muncul di Indonesia tanggal 2 Maret 2020 sangat berdampak terhadap beberapa sektor di Indonesia. Mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan sektor-sektor lainnya. Terlebih keputusan pemerintah dalam menghambat penyebaran virus ini yaitu dengan menerapkan belajar di rumah, WFH (Work From Home), social distancing, dan stay at home. Juga turut andil dalam memberikan dampak bagi beberapa sektor di atas.

Dalam sektor ekonomi, rumah tangga juga terancam kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Utamanya rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit. Keosnya kondisi ekonomi ini juga akan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam dunia perbankan juga turut merasakan dampaknya. Perekonomian yang terganggu akibat virus corona ini berimbas pada operasional bank baik dari segi pelayanan, segi fungsi bank sebagai penghimpun dan penyalur dana, dan segi operasional lainnya yang juga ikut terganggu. Selain itu pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah juga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit dan berujung pada menurunnya profitabilitas industri perbankan. Menyoroti fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat yang terdampak pada situasi saat ini terlebih akhir-akhir ini banyak nasabah bank yang mengeluhkan melambatnya ekonomi di Indonesia, membuat mereka yang memiliki pembiayaan di bank kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Alhasil pemerintah memberikan solusinya dengan menerapkan kelonggaran pembayaran pada sektor-sektor yang terdampak virus corona terutama pada sektor menengah ke bawah. Selain itu bank juga harus melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap pembiayaan atau kredit nasabahnya, yang tentunya ini akan menjadi permasalahan tersendiri bagi bank. Karena bank juga membutuhkan dana tersebut untuk keberlangsungan operasionalnya.

Perbankan syariah saat ini juga tengah mencermati perkembangan dari dampak virus corona terhadap pembiayaan. Optimisme bank di awal tahun dengan memasang target pembiayaan cukup tinggi perlahan meredup lantaran wabah corona telah memukul berbagai sektor ekonomi. Sejumlah bank syariah kemungkinan besar akan memangkas target pembiayaan untuk tahun ini menjadi lebih konservatif. PT Bank BNI Syariah misalnya sebelumnya memasang target pembiayaan tumbuh 15%-17% tahun ini. Namun, penyebaran virus corona yang telah memukul aktivitas ekonomi membuat bank ini memilih untuk lebih berhati-hati dalam mengelola portofolio pembiayaan eksisting dan melakukan ekspansi. Virus Corona ini juga telah berimbas pada sektor pariwisata dan turunannya, manufaktur, dan perdagangan (kecuali kebutuhan pokok). Diakses dalam http://amp.kontan.co.id menjelaskan bahwa sepanjang dua bulan pertama tahun ini, pembiayaan BNI Syariah hanya tumbuh 9,69%. Padahal periode yang sama tahun lalu masih tumbuh dua digit. Adapun unit usaha syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Syariah) belum melakukan pemangkasan targetnya. Sebelumya bank ini menargetkan pembiayaan tumbuh 20% tahun ini. Pembiayaan yang terjadi pada CIMB Syariah pada dua bulan pertama ini masih naik, dan bahkan sampai Maret ini juga masih tumbuh. Artinya, virus corona belum berdampak pada permintaan pembiayaan. Namun, pada bulan berikutnya bank akan benar-benar wait and see. CIMB Syariah sudah meninjau kembali rencana financing ke sektor yang terdampak seperti bisnis leisure. Untuk kualitas pembiayaan CIMB Syariah masih belum terganggu. Sementara dampaknya ke depan akan tergantung seberapa lama wabah ini berlangsung. Untuk mengantisipasi hal itu, unit syariah ini sudah mempelajari melakukan restrukturisasi dini. Selain itu BCA Syariah juga masih mencatatkan pembiayaan tumbuh dua digit hingga Februari 2020, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Secara umum dampak virus corona memang membuat permintaan kredit melambat. Tetapi tidak semua sektor terpuruk, bahkan ada juga yang tumbuh yakni industri terkait disinfectant, masker, dan kertas.

Dijelaskan dalam bisnis.tempo.co bahwasannya BNI Syariah dalam hal ini akan memberikan keringanan pembayaran angsuran pembiayaan dan restrukturisasi kepada nasabah usaha mikro, kecil dan menengah yang terdampak virus corona COVID-19. Bentuk keringanan restrukturisasi yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi dan jenis usaha nasabah. Restrukturisasi ini diharapkan dapat membantu serta memudahkan nasabah dalam hal pembayaran kewajibannya. Latar belakang kebijakan restrukturisasi pembiayaan ini adalah karena penyebaran pandemic virus corona (COVID-19) akan berdampak terhadap kinerja dan kapasitas nasabah sehingga dapat meningkatkan risiko pembiayaan. Hal ini nantinya akan berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan. Kebijakan keringanan restrukturisasi ini berlaku untuk semua nasabah pada segmen pembiayaan consumer, produktif maupun mikro. Nasabah yang mendapat perlakuan khusus restrukturisasi adalah yang terdampak penyebaran virus COVID-19 baik secara langsung maupun tidak langsung dengan beberapa kriteria. Kriteria tersebut diantaranya berlaku pada nasabah yang tempat usaha atau bekerjanya terkena dampak penyebaran COVID-19 baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kebijakan ini juga berlaku untuk beberapa nasabah diantaranya adalah yang mengalami penurunan volume penjualan/pendapatan akibat penurunan permintaan, serta keterkaitan rantai suplai dan perdagangan dengan Negara yang terdampak pandemic COVID-19. Selain itu keringanan juga bisa diberikan kepada nasabah yang mengalami hambatan pasokan bahan baku dari Negara yang terdampak pandemic dan mengalami keterlambatan pembayaran akibat bowheer atau pelanggan terkena dampak corona, serta terakhir adalah kebijakan ini diberikan bagi nasabah yang terkena dampak pelemahan kurs rupiah terhadap dollar akibat pandemic COVID-19. Nasabah pembiayaan yang dapat mendapat stimulus adalah nasabah pembiayaan yang sulit memenuhi kewajiban kepada bank karena terdampak pada sektor ekonomi, antara lain pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan pertambangan.

Selain itu dilema juga dirasakan bank ketika melakukan pengajuan pembiayaan. Prosedur penanganan pembiayaan yang seharusnya dilakukan yaitu permohonan pembiayaan secara tertulis dari nasabah kepada officer bank, pengumpulan data calon nasabah dan investigasi, analisa pembiayaan, persetujuan pembiayaan, pengumpulan data tambahan, pengikatan, pencairan dan monitoring juga ikut terganggu. Terutama himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing dan physical distancing yang nantinya akan menghambat proses survey terhadap pengajuan pembiayaan nasabah. Padahal proses survey ini cukup penting dalam penanganan pengajuan pembiayaan, untuk pembiayaan konsumtif berguna untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari penghasilan tetapnya. Sedangkan untuk pembiayaan produktif berguna untuk mengetahui kemampuan usaha nasabah dalam melunasi pembiayaannya. Jika pihak perbankan tidak bisa melakukan survey tentunya akan menambah tingkat risiko dari pembiayaan tersebut, karena nantinya akan berdampak pada tidak maksimalnya dalam melakukan analisis. Selain itu juga dapat menghambat ketika melakukan monitoring pembiayaan dimana proses pemantauan dapat dilaukan dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya.

Jadi dengan adanya dampak-dampak yang terjadi akibat adanya virus corona ini perbankan harus mampu untuk menghadapinya dengan memaksimalkan manajemen risikonya. Selain itu perbankan juga harus mampu untuk memberikan solusi dalam pemecahan masalah-masalah yang terjadi akibat adanya virus corona ini. Dan juga penerapan etika dalam menghadapi dampak virus corona ini sangat diperlukan agar perbankan bisa mempertahankan profitabilitas, reputasi dan juga citra baik di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 


“Belajar” Dari Covid-19

“Belajar” Dari Covid-19

Oleh: Alif Bayu Mahardhika

Email: bayualifmahardhika16@gmail.com

 

 

            Kondisi pandemic membuat dunia pendidikan turut terkena imbasya, Kondisi pandemic ini membuat rasa empati seseorang pada lingkungan benar benar diuji. Tak pandang kalangan, kami rasa semua sama. Rasa gotong royong dan tenggang rasa sangat dibutuhkan saat ini. Satu merasa kesusahan, yang lain bisa merasakan. Banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian ditengah merebaknya wabah ini. Banyak juga anak anak yang terpaksa belajar dalam jaringan (Daring) demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini walaupun saat ini, kegiatan belajar secara daring kurang efektif. Semua pasti butuh proses.

           Belajar dari keadaan, pasti ada nilai positif dan nilai negatifnya. Pembelajaran daring tidak serta merta diterima oleh semua kalangan. Kendala sinyal dan tidak memiliki sarana pendukung sepeti handprone menjadi poin penting dalam evaluasi keadaan saat ini.  Berbagai cara mulai dilakukan oleh tenaga pendidik di berbagai penjuru tanah air. Hal ini semata mata hanya sebagai wujud pengabdian dan sumbangsih tenaga dalam mewujudkan Indonesia yang cerdas dan berpendidikan.

       Proses pembelajaran dari rumah melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) idealnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi.

     Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Banyak keluhan baik dari

pendidik, peserta didik, maupun orang tua terkait pelaksanaan belajar dari rumah. Banya k pendidik yang mengeluhkan terbatasnya ketersediaan sarana teknologi, kemampuan

pengoperasian maupun keterbatasan jaringan internet di beberapa daerah. Di sisi lain, Sejak 16 Maret sampai 9 April 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sekitar 213 pengaduan PJJ baik dari orang tua maupun siswa (Kompas,

14 April 2020).

      Pengaduan tersebut berkaitan dengan: pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang singkat. Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga, jam belajar masih kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengkuti pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian siswa tidak mempunyai gawai pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring.

       Semua anak Indonesia memiliki hak yang sama, yaitu pendidikan. Terlepas berbagai masalah yang ada, termasuk masalah pandemic ini. Bagaimanapun juga, pendidikan harus bisa terserap oleh anak anak bangsa tanpa terkecuali. Di daerah Palembang, sumatera selatan. Banyak para tenaga pendidik yang rela datang dari rumah kerumah siswa siswinnya guna memantau perkembangan belajar para peserta didik mereka. Hal ini sekaligus sebagai wujud evaluasi pendidikan ditengah pandemic. Wujud kerja keras para peserta didik tak ternilai harganya. Beliau para tenaga kependidikan juga bisa disebut sebagai garda terdepan di tengah masa masa sulit seperti ini.

     Kondisi siswa siswi yang dituntut untuk belajar dari rumah dan secara daring juga membuat orang tua dari siswa sisiwi harus memperhatikan dan memberikan perhatian lebih terhadap anak anaknya. Tak sedikit orang tua yang merasa kesulitan memantau anak anaknya untuk belajar dari rumah. Orang tua siswa siswi juga harus bisa membagi waktu untuk bekerja dan mengawasi kegiatan belajar dari rumah anak anaknya. Hal ini sangat tidak mudah.

    Menanggapi berbagai keluhan terkait kendala akses internet maupun aktivitas belajar yang memberatkan pendidik maupun peserta didik, Kemendikbud mengimbau untuk mewujudkan pendidikan bermakna yang tidak hanya fokus pada capaian aspek akademik atau kognitif. Secara lebih jelas aturan mengenai proses belajar dari rumah diatur dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-2019). Poin 2 surat edaran tersebut menjelaskan proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan: pertama,

dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua, difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antarsiswa sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.

 


Disamping Banyaknya Dampak Negatif, Pandemi Covid-19 Juga Menimbulkan Beberapa Dampak Positif dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

 

Disamping Banyaknya Dampak Negatif, Pandemi Covid-19 Juga Menimbulkan Beberapa Dampak Positif dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

 

Oleh: Nindi Septiani Jiwanti

Peserta KKN-VDR Kelompok Pringgandani 1 dari Jurusan TBI (FTIK)

 

Berasal dari negara Cina, virus mematikan bernama Covid-19 ini telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Pandemi yang terjadi sejak awal kemunculan virus ini yaitu pada bulan Desember 2019, hingga kini, Agustus 2020 belum juga usai. Mudahnya penularan dan sulit terdeteksinya gejala virus ini membuat jumlah pasien yang terinfeksi bertambah dan terus bertambah. Tercatat per tanggal 3 Agustus 2020 ada kurang lebih 18 juta kasus yang telah dikonfirmasi positif covid-19 di seluruh dunia dengan rincian 10,7 juta juta kasus sembuh dan 689 ribu kasus meninggal dunia.

Salah satu kebijakan para pemimpin negara dalam mencegah tingkat penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan pembatasan interaksi sosial atau yang kita kenal dengan istilah social distancing. Kebijakan ini diambil para pemimpin negara mengingat mudahnya penularan virus ini hanya dengan melalui sentuhan tangan. Dikarenakan obat yang masih belum ditemukan oleh para ahli, membuat para tenaga medis masih kesulitan untuk menangani virus ini. Sementara itu, dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini sangat beragam. Hampir seluruh aktivitas hidup manusia dalam berbagai aspek terganggu. Tak hanya aspek kesehatan, namun juga aspek-aspek lainnya seperti aspek pemerintahan, ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain juga ikut terkena imbasnya. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara yang terdampak covid-19 di seluruh dunia.

Dalam aspek pendidikan di Indonesia, kita tahu bahwa sejak virus Covid-19 ini masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, seluruh kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka di sekolah maupun di perguruan tinggi terpaksa dihentikan dan diganti dengan model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ini merupakan salah satu kebijakan dari pemerintah yang di ambil guna menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Kondisi yang berubah dengan mendadak menimbulkan banyak ketidaksiapan baik itu bagi guru, peserta didik, maupun orang tua. Sebab, smartphone yang dulunya mereka punya hanya untuk alat komunikasi saja, kini telah beralih fungsi sebagai media utama proses pembelajaran. Sementara itu, untuk akses Pembelajaran Jarak Jauh itu sendiri memerlukan jaringan internet. Di satu sisi, para orang tua dituntut untuk selalu menyediakan smartphone dan kuota internet yang memadai. Sedangkan di sisi lain, akibat dari pandemi ini juga, perekonomian juga ikut melemah karena banyaknya tempat kerja yang ditutup sementara. Padahal, mau tak mau orang tua tetap harus selalu menyediakan fasilitas yang memadai tersebut supaya putra-putrinya tetap bisa mendapatkan materi belajar dan tidak tertinggal pelajaran.

Tak hanya berdampak pada lingkup proses belajar-mengajar saja. Bahkan, pandemi ini juga berpengaruh terhadap aktivitas dan agenda pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun satuan pendidikan. Seperti halnya Ujian Nasional (UN), purnawiyata, dan proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) juga ikut terkena dampaknya. Ujian Nasional yang menjadi penentu tingkat kelulusan bagi siswa, tahun ini terpaksa harus ditiadakan. Pasalnya, jadwal Ujian Nasional saat itu bersamaan dengan tingkat konfirmasi kasus positif Covid-19 di Indonesia yang sedang tinggi-tingginya. Oleh karena hal tersebut, pemerintah tak mau ambil resiko untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional ditengah kondisi yang demikian. Sebagai alternatifnya, standar kelulusan bagi siswa kelas 6, 9, dan 12 diganti dengan nilai raport. Sedangkan untuk purnawiyata, seluruh lembaga sekolah juga menyepakati pelaksanaan purnawiyata dilakukan secara daring melalui aplikasi meeting online seperti zoom, google meet, dsb. Ini merupakan kali pertama purnawiyata dilakukan secara daring bagi hampir seluruh lembaga sekolah di Indonesia. Sementara untuk pelaksanaan PPDB, lembaga sekolah hanya membuka sistem PPDB secara daring. Ini berarti, seluruh berkas-berkas dan persyaratan hanya dikirim melalui soft file dan segala pengumuman terkaitnya juga disampaikan melalui media sosial.           

Disamping banyaknya dampak negatif pandemi Covid-19 yang telah terjadi di bidang pendidikan, terdapat pula beberapa dampak positif yang bisa kita rasakan. Seperti halnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan teknologi dalam hal pendidikan makin meningkat. Mereka banyak mempelajari hal-hal baru berbasis teknologi guna menunjang kemudahan menyerap materi pembelajaran dan dituntut untuk melek teknologi. Selain itu, juga terdapat dampak positif dalam konteks kebahasaan asing, khususnya bahasa Inggris. Dalam konteks ini, selama pandemi Covid-19 banyak kata dan frasa asing dalam bahasa Inggris yang muncul dan digunakan publik dalam interaksi sehari-hari. Sehingga, baik sadar ataupun tidak sadar, kemampuan literasi masyarakat awam Indonesia terhadap bahasa internasional ini pun meningkat. Beberapa kata yang dimaksud disini antara lain adalah social distancing, physical distancing, work from home, stay at home, learning from home, dll.

LOMBA POP SOLO SPESIAL HARI KEMERDEKAAN

 Assalamualaikum Wr. Wb 🇮🇩 Salam Kemerdekaan - Indonesia Maju 🇲🇨 KKN-VDR Pringgandani 1 IAIN Tulungagung Proudly Present : 🎙️ LOMBA POP...